Pulang Sekolah

27Jul09

Tiba-tiba bel sekolah berbunyi dan beberapa saat kemudian ku lihat para siswa sudah mulai berhamburan meninggalkan kelas. Sepertinya tempat parkir menjadi sasaran utama mereka sesaat setelah melangkahkan kaki dari depan pintu kelas. Kebanyakan memang siswa di sekolahku sudah menggunakan kendaraan sendiri. Ada yang membawa mobil tapi ada juga yang mengendarai sepeda motor. Tak terkecuali denganku. Udara panas siang itupun mendesakku untuk cepat-cepat melangkah ke tempat parkir. Sebelumnya sengaja ku kenakan helm agar panas matahari siang tidak terlalu mencabik-cabik wajahku.

Sesaat setelah sampai diparkiran baru bisa kurasakan sedikit kesejukan. Paling tidak atap parkir mampu meneduhkan ku yang lagi dahaga ini. Segera ku mencari sepeda motorku diantara motor-motor lain yang berserakan. Sebentar saja ku dapati sepeda motorku yang berwarna hitam dengan motif putih merah itu dari ciri khas pada kaca spionnya. Untungnya kendaraanku yang satu ini berada dibaris depan. Sehingga aku tak perlu menunggu kendaraan lain untuk keluar terlebih dahulu. Boleh dibilang parkiran disekolahku bukanlah tempat parkir type besar. Sehingga kendaraan yang berada dibaris belakang harus rela menunggu sampai kendaraan didepannya keluar terlebih dahulu.

Segera ku hidupkan mesin sepeda motorku yang baru beberapa bulan ini dibelikan oleh orangtua. Motor ini selalu ku jaga dan ku rawat dengan baik. Karena memang hanya itu yang dapat ku lakukan. Bahkan untuk membeli bensinpun ku masih harus meminta uang saku lebih kepada orangtuaku. Sebagai seorang pelajar, ku memang belum mempunyai penghasilan. Aku lebih senang memfokuskan diri untuk belajar daripada harus bekerja disela-sela waktu belajar.

Sinar matahari jadi semakin terik. Udara panas rupanya mampu juga berputar-putar di sekitar tempat parkir. Badanku pun jadi mulai berkeringat. Memang sebenarnya suasana seperti ini sudah biasa ku rasakan. Tetapi entah kenapa terik panah hari ini terasa berbeda. Mungkin ini pertanda akan ada hujan di sore atau malam hari nanti. Sesegera mungkin ku naikkan standar motorku lalu mulai menderu meninggalkan tempat parkir. Mulanya ku melaju lambat sampai tiba di gerbang sekolah. Lagipula kendaraan lain juga banyak yang sedang antri melewati gerbang sekolah. Jangankan untuk melaju kencang, pelanpun juga terasa susah. Sehingga menggunakan motorpun serasa sedang menunggangi siput. Sial, sepertinya bisa-bisa aku tak mampu lagi bertarung dengan hangatnya mentari ini. Melaju sambil merayap ini membuatku harus rela menghabiskan beberapa menit untuk dicumbu oleh terik matahari yang semakin bertambah sekian derajat celcius.

Selama menunggu giliran keluar dari pintu gerbang, ku coba untuk melirik ke kiri kanan. Beruntungnya teman-teman lain yang bisa membonceng pacarnya ketika pulang sekolah. Tidak seperti aku yang selalu membonceng udara hampa. Jangankan pacar, membonceng teman wanita ku yang bukan pacarpun juga tidak pernah. Apakah motorku ini diprogram untuk menolak setiap wanita yang mau di bonceng? Atau memang tidak ada satupun wanita yang tertarik? Entahlah.

Keluar dari gerbang sekolah, ku langsung menambah kecepatan sepeda motorku. Rasanya sudah tidak sabar untuk segera melepas lapar dan dahaga. Terlebih lagi rasa haus karena dehidrasi akibat dibakar oleh terik matahari yang sedang kurasakan ini. Dahaga yang kurasakan ini membuatku jadi tidak berkonsentrasi selama berkendara. Akibatnya ku jadi tidak berpikir terlebih dahulu ketika mau menyalip mobil pick up didepanku. Sedangkan dari arah depan di jalur kanan ada sebuah mobil truk pengangkut pasir yang berada tak jauh tepat didepanku. Dan ternyata lalu…
Bersambung…



33 Responses to “Pulang Sekolah”

  1. Mungkin motornya harus dicuci dulu de.. 😛

  2. 3 zulhaq

    kjetigaxxxxxx

    bukannya dah ngutang ma bu kantin?
    kok laper??? ha ha haha

    bersambung…..
    lanjutan : Dan ternyata telat bangun dan jadi bolos sekolah ha ha ha

  3. “Dan ternyata lalu… aku salah lihat. Yang semula kusangka truk ternyata cuma becak. Sialan! Aku berhalusinasi lagi.”

    hahaha..

  4. saya sih pura-pura gak penasaran aja
    pasang muka tanpa ekspresi!

    Salam kenal.

    maaf,
    sekalian mo nitip pesen buat semuanya; ikutan vote di sini: Jadikan Pulau Komodo Sebagai 7 Keajaiban Dunia Jangan sampai kita kehilangan ‘Borobudur’ lagi! (he.. he..)

  5. jadi inget masa sekolah…hahaha

  6. waduh.. ujung2nya kok jadi mempermasalahkan status jomblo atau pacaran? Xp hehehehehe

    • Wkakakak.. Itulah susasny kalo lg jomblo.. Sampai bikin cerpen pun di masuk-masukin masalah jomblo

  7. 14 Deka

    Keren dan menarik ceritanya sedikit susah ditebak alur ceritanya, jadi penasaran (banget) ditunggu lanjutannya mas.

  8. Dan ternyata lalu…
    Bersambung……

    kabar-kabari klo dah ada sambungannya yah 😛

  9. 17 guskar

    lain kali, jangan langsung pake helm..biar keliatan wajah gantengmu…
    *tuh kan.. ada seorang cewek yg tersipu2 menunggu kamu tawari bareng naik motormu… 🙂

  10. yah bersambung

  11. 19 omiyan

    ….Selama menunggu giliran keluar dari pintu gerbang, ku coba untuk melirik ke kiri kanan. Beruntungnya teman-teman lain yang bisa membonceng pacarnya ketika pulang sekolah. Tidak seperti aku yang selalu membonceng udara hampa. Jangankan pacar, membonceng teman wanita ku yang bukan pacarpun juga tidak pernah. Apakah motorku ini diprogram untuk menolak setiap wanita yang mau di bonceng?….

    Merana banget sih kamu hahahahah…sabar aja ntar juga ada waktunya

  12. Selanjutnya….
    aku terbangun dan mendapati kasur ku jadi berantakan dan…ya ampun…bau pesing…. (wakka….ka….ka….ka….)

    Mudahan tuh postingan nggak serius banget yaa…yah, happy ending lah…!

    Salam kompak fren…..

  13. aku nantikan kelanjutannya sahabat…
    senang menerimapostinganmu ini
    salam hangat selalu

    pa cabar?

  14. 22 backpackerman

    dulu waktu aku sma.. cuma pake sepeda onthel butut.. tapi cewe2 antri tuh minta di boncengin

  15. wah, kalau saya satu sekolah sama mas rudy, minta boncengin tuh, tapi nggak pakai nyalip2an……….
    eh, ternyata cuma mimpi……………..HE………..He…………
    salam.

  16. gaya penulisannya apa nih?

  17. ternyata lalu???… hohooo

  18. waa……………..h keren deh mas rudy, ternyata bisa ya bikin cerpen, lanjut mas, kalau bisa kirim ke majalah, kan bisa dapat honor.
    salam.

  19. Dan terrrrnyata Aku cuma mimpi……………..!!! hi…………..hi……..hi.

  20. 28 adiandra van kolen

    wah kayak’a udah banyak yang nebak – nebak kelanjutan’a tuh . pengen ikutan pi g ad ide T.T

  21. Most of what you claim is astonishingly appropriate and it makes me ponder the reason why I hadn’t looked at this with this light before. Your piece really did turn the light on for me as far as this particular subject goes. But there is actually just one factor I am not necessarily too comfortable with and while I try to reconcile that with the actual core idea of your position, allow me observe exactly what the rest of the readers have to point out.Very well done.

  22. I just wanted to jot down a brief word to express gratitude to you for all the superb tricks you are giving out at this site. My prolonged internet search has at the end of the day been rewarded with useful points to go over with my neighbours. I would tell you that most of us website visitors actually are rather endowed to dwell in a fabulous place with very many awesome professionals with good tips. I feel very much blessed to have seen your entire site and look forward to tons of more amazing times reading here. Thank you once more for everything.

  23. I value the post.Thanks Again. Much obliged.

  24. Before you start Installing a Bath in City of Westminster, Westminster, you will need to perform a listing of all things you’ll need very first. Have you make sure that you calculated the bath to ensure it had been the best dimension? You will need a few fingernails. Tub set up is definitely an absurd job if you don’t get it done properly. Therefore before you begin, be sure you have all the features you need the task done correctly the very first time.


Tinggalkan Balasan ke guskar Batalkan balasan